Minggu, 29 Desember 2013

KONSOLIDASI LPLH-SDA MUI DAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lokasi : Hotel Dafam, Semarang




PROFIL DESA NELAYAN DESA KLUWUT BULAKAMBA BREBES


Profil
Brebes merupakan salah satu wilayah kabupaten di Jawa Tengah yang terletak di wilayah pantai utara (pantura) pulau Jawa. Hal ini menjadikan kabupaten Brebes sebagai wilayah penghasil komoditi  laut yang potensif. Desa Kluwut, salah satu desa yang masuk ke dalam wilayah administrasi Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes, merupakan salah satu desa yang dijadikan sebagai pusat aktivitas nelayan. Desa Kluwut terletak di sebelah barat pusat kecamatan Bulakamba dan dilalui oleh jalur utama Pantai Utara (Pantura). Jika kita melewati jembatan di sebelah barat kantor kelurahan Desa Kluwut, suasana sebagai desa nelayan memang begitu nampak jelas dengan adanya pemandangan melabuhnya ratusan kapal nelayan di sepanjang Sungai Kluwut. Di desa kluwut ini juga terdapat Pusat Pendaratan Ikan dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang cukup besar.
Di Kabupaten Brebes sendiri sebenarnya terdapat beberapa desa nelayan. Namun dari sekian banyak desa nelayan, Kluwut merupakan desa nelayan yang paling besar di wilayah Brebes. Terdapat sekitar 160 kelompok nelayan di Kluwut, dimana setiap kelompok nelayan terdiri dari 5 sampai 10 nelayan dan diketuai oleh seorang nakhoda kapal. Setiap kelompok memiliki satu kapal besar sebagai sarana operasional mencari ikan. Berbeda dengan desa nelayan Pulogading atau Sawojajar yang hanya terdiri dari nelayan-nelayan kecil dengan perahu-perahu kecil. Umumnya nelayan-nelayan kluwut merupakan penduduk local, namun ada beberapa nelayan yang berasal dari luar wilayah Brebes seperti Tegal dan Cirebon.
Setidaknya ada dua kelompok masyarakat nelayan di desa ini; yakni kelompok pencari ikan (nelayan) dan kelompok pengolah, penampung sekaligus pemasar (distributor). Dari sekitar 160 kelompok nelayan ada 3 orang yang bertugas untuk mengkordinir (ketua wilayah) beberapa kelompok nelayan. Parkir kapal paling selatan (yang paling dekat dengan jaan raya Pantura) dikordinir oleh Bapak Tasori, paling utara dikoordinir oleh Bapak Sugeng dan di antara tempat parker utara dan selatan (tengah) dikoordinir oleh Bapak Warih. Ketiga pemimpin wilayah ini berada di bawah koordinasi seorang ketua nelayan keseluruhan, yakni Bapak Damir. Biasanya para ketua nelayan ini disebut sebagai lurah (lurahnya nelayan). Para nelayan yang tidak melaut biasanya berkumpul di Ranggon, yakni tempat berkumpulnya para nelayan.
            Kelompok selanjutnya adalah kelompok pengolah, penampung sekaligus pemasar (distributor). Kelompok ini mempunyai tugas untuk mengolah, menampung dan memasarkan ikan hasil tangkapan nelayan. Distribusi hasil laut dilakukan ke wilayah Brebes sendiri dan juga ke luar wilayah Brebes. Kelompok ini sangat mudah ditemui, karena biasanya mereka berkumpul di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang berada tidak jauh dari jalan raya Pantura (sekitar 100 meter utara jalan raya).

Dinamika Masyarakat Nelayan
            Sudah menjadi ketentuan alam bahwa kehidupan masyarakat tidak akan pernah lepas dari masalah dan dinamika, begitu juga dengan kelompok masyarakat nelayan ini. Berikut adalah beberapa masalah yang tengah dihadapi oleh masyarakat nelayan desa Kluwut:
1.      Prosedur pembuatan surat kapal (semacam STNK bagi kapal) rumit
Sebagaimana STNK pada kendaraan darat, kendaraan laut juga harus disertai dengan surat-surat identitas. Dan terdapat sekitar 12 surat untuk sebuah kapal yang memiliki masa berlaku yang berbeda-beda sehingga menyulitkan para nelayan untuk beroperasi. Para nelayan berharap, pembuatan dan keberlakuan keduabelas surat itu dapat dilakukan secara bersamaan, sebab keberlakuan yang berbeda membuat kesulitan prosedur dan tentu menghambat operasional kapal dalam mencari ikan.
2.      Pendangkalan sungai Kluwut
Pendangkalan ini sudah terjadi selama bertahun-tahun dan belum ada tindakan efektif dari pemerintah. Pendangkalan mengakibatkan sulitnya akses kapal dari sungai (TPI) ke muara (laut), dan mengakibatkan kapal membutuhkan waktu berhari-hari untuk menuju ke laut atau sebaliknya.
3.      Akses penjualan hasil laut ke Tegal yang susah
Pemerintah Kota Tegal enggan menerima masuknya kapal-kapal dari Brebes disebabkan meningkatnya jumlah nelayan local (dari Tegal sendiri). Terkait dengan dinamika kedua, kesulitan akses ke Tegal dan kesulitan akses   masuk ke Pusat Pendaratan Ikan di Kluwut karena pendangkalan menjadi masalah serius dan perlu menjadi perhatian.

Masalah alam (seperti cuaca dsb) tidak menjadi masalah berarti bagi para nelayan. Sebab para nelayan sudah sangat paham menghadapi kondisi-kondisi alam yang dapat menghambat proses mencari ikan dan mereka mempunyai trik-trik sendiri dalam menghadapi kondisi alam.


Sumber:
Wawancara dengan Bapak Tasori (Nelayan) dan Bapak Rosikhin (Tokoh Masyarakat Desa Kluwut)



Senin, 23 Desember 2013

Brebes Bangkitkan Lagi Budidaya Udang Windu

BREBESNEWS.CO -Kejayaan udang windu yang pernah dialami petambak Brebes pada era 1980-an. Kini kejayaan itu akan diupayakan bangkit kembali. Apalagi harga Udang windu yang cukup tinggi mencapai 150 ribu per kilogram untuk isi 10-15 ekor Udang windu.
Tidak kurang dari 10 petak lahan tambak Udang Windu milik petani tambak di wilayah desa Randusanga Kulon dan Wetan kecamatan Brebes, senin kemarin ( 16/12) dipanen bersamaan. Panen perdana Udang Windu tersebut yang sempat mati suri selama lebih dari 20 tahun itu dilakukan petambak bersama Wakil Bupati Brebes, Narjo.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Brebes, Ir. Slamet Riyadi melalui Penyuluh Perikanan wilayah Desa Randusanga Wetan dan Kulon, Dwi Estika P. mengatakan, panen ini merupakan panen perdana komoditas udang windu hasil kerjasama dengan Balitbang Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.
Budidaya udang windu di wilayah Kabupaten Brebes, kata Dwi, adalah hasil pengembangan IPTEKMAS (Ilmu Pengetahuan Untuk Masyarakat) Balitbang Kementerian Kelautan dan Perikanan di tengah masyarakat.
Meski demikian, lanjut Dwi, trauma kegagalan udang windu yang pernah terjadi di era tahun ‘ 90 an membuat petani tambak di Brebes belum berani secara penuh melirik udang windu kembali.
Karena itu, panen perdana ini baru beberapa petani tambak yang mau mencoba udang windu, kata Dwi.
Diakui Dwi, Udang Windu ini memang belum setahan udang vaname yang saat ini tengah dikembangkan dalam menghadapi penyakit. Namun, balitbang kementerian kelautan dan perikanan juga para peneliti Indonesia tengah mengembangkan bibit udang windu (Penaeus monodon) yang tahan penyakit terutama serangan virus sindrom bintik putih (white spot syndrome virus/WSSV).

Jadi kemungkinan menggiatkan kembali udang windu masih sangat terbuka, terlebih udang windu, atau yang juga dikenal dengan sebutan giant tiger, adalah varietas udang asli Indonesia. Udang jenis ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi, terutama di pasar ekspor.
Karena itu, tambah Dwi, untuk mengurangi resiko gagal panen, pola penanaman yang memungkinkan saat ini adalah polikultur, atau dicampur dengan komoditas lainnya semisal bandeng atau rumput laut.
Sementara itu, Wakil Bupati Brebes, Narjo menyambut gembira semangat petani tambak untuk menggelorakan kembali komoditas udang windu. Menurut Narjo, Brebes pernah jaya dengan udang windu, karena itu bukan tidak mungkin petani tambak dan masyarakat Brebes akan kembali mengulang kejayaan tersebut.
Terlebih, kata Narjo, semangat tadi juga seiring dengan penetapan Kabupaten Brebes sebagai kawasan sentra udang vaname.
“ Artinya, ke depan petani tambak bisa memilih varietas udang yang akan ditanam, apakah windu atau vaname,” tambah Narjo.
Sementara itu, kekhawatiran petani tambak untuk menanam kembali udang windu dijelaskan secara gamblang oleh Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan RI (BRKP-DKP) serta Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Brebes yang menggelar dialog bersama para petani tambak dan penyuluh perikanan di wilayah Desa Randusanga Kulon dan Wetan.
Rombongan BRKP-DKP yang diketuai DR. Endhay Kusnendar pada kesempatan tersebut memaparkan bagaimana perkembangan varietas udang windu saat ini, termasuk pengembangan varietas yang lebih tahan penyakit.( AFIF.A)

sumber: http://brebesnews.co/2013/12/brebes-bangkitkan-lagi-budidaya-udang-windu/

Mengenal Nilai Gizi Ikan




IKAN terdiri dari ikan air tawar dan ikan laut. Keduanya adalah makanan sumber protein yangsangat penting untuk pertumbuhan tubuh. Ikan mengandung 18 % protein terdiri dariasam-asam amino esensial yang tidak rusak pada waktu pemasakan. Kandungan lemaknya 1-20 % lemak yang mudah dicerna serta langsung dapat digunakan oleh jaringan tubuh. Kandungan lemaknya sebagian besar adalah asam lemak tak jenuh yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan dapat menurunkan kolesterol darah.
Macam-macam ikan mengandung jumlah lemak yang bervariasi, ada yang lebih berlemak dan ada yang kurang berlemak. Lemak merupakan salah satu unsur besar dalam ikan, unsur lainnya adalah protein, vitamin, dan mineral. Orang telah menyadari makan ikan dari laut dan air tawar lebih baik nilai gizinya, namun hanya orang di pesisir yang gemar makan ikan laut. Orang di daerah pedalaman jarang mengkonsumsi ikan laut, mungkin karena kesegarannya kurang terjamin sehingga bisa mengubah rasa ikan tersebut. Di daerah pedalaman yang ada sungai, empang, dan danau tentu banyak ikan air tawar yang tidak kalah nilai proteinnya dan juga bermanfaat untuk pertumbuhan tubuh.
Hasil penelitian menunjukkan, ikan mengandung protein yang berkualitas tinggi. Protein dalamikan tersusun dari asam-asam amino yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan. Selain ituprotein ikan amat mudah dicerna dan diabsorpsi. Selain ikan memang daging unggas, telur,susu, merupakan bahan makanan sumber protein yang berkualitas tinggi. Asam-asam aminoyang dikandungnya cukup banyak dan bervariasi sesuai yang dibutuhkan tubuh.Para ahli menemukan, komposisi asam-asam amino dalam bahan makanan hewani sesuaidengan komposisi jaringan di dalam tubuh manusia. Oleh karena ada kesamaan ini makaprotein dari ikan, daging, susu, unggas, dan telur mempunyai nilai gizi yang tinggi.
Ikan sering disebut sebagai makanan untuk kecerdasan. Ikan sebagai makanan sumber proteinyang tinggi. Kalau dalam menu sehari-hari kita menghidangkan ikan, maka kita memberikansumbangan yang tinggi pada jaringan tubuh kita. Absorpsi protein ikan lebih tinggi dibandingkan daging sapi, ayam, dan lain-lain. Mengapa demikian?
Daging ikan mempunyai serat-serat protein lebih pendek daripada serat-serat protein dagingsapi atau ayam. Oleh karena itu ikan dan hasil produknya banyak dimanfaatkan olehorang-orang yang mengalami kesulitan pencernaan sebab mudah dicerna.Vitamin yang ada dalam ikan juga bermacam-macam, yaitu vitamin A, D, Thiamin, Riboflavin,dan Niacin. Ikan juga mengandung mineral yang kurang lebih sama banyaknya dengan mineralyang ada dalam susu seperti kalsium, phosphor, akan lebih tinggi dibandingkan dengan susu.Ada dua kelompok vitamin dalam ikan yaitu larut dalam air dan larut minyak. Yang larut dalamminyak yaitu vitamin A dan D, yaitu dalam minyak ikan.
Nilai Gizi Ikan
Minyak ikan ini banyak dimanfaatkan pemberiannya pada anak-anak. Vitamin yang larut dalamair dan terdapat dalam ikan adalah 4 macam vitamin tergolong dalam famili vitamin B, yaitu B6,B12, Biotin, dan Niacin. Jumlah vitamin ini lebih banyak terdapat pada daging ikan yangberwarna lebih gelap, dan dari daging ikan yang berwarna putih jumlah vitamin-vitamin B-nyahampir sama banyaknya dengan jumlah vitamin di dalam daging sapi atau ayam.Mineral dalam ikan mengandung banyak mineral termasuk magnesium, phosphor,iodium, fluor, zat besi, copper, zinc, dan selenium. Ikan dari laut banyak mengandung iodium,demikian juga hasil laut lainnya. Iodium sangat penting untuk mencegah penyakit gondok.Orang-orang di pegunungan yang banyak menderita sakit gondok, antara lain disebabkanjarang makan ikan laut. Kekurangan iodium yang dialami ibu sejak mengandung bayinya akanmengakibatkan bayi yang lahir kretin, dan juga bisa terjadi mental retarded atau IQ-nya rendah. Karena itu, pemerintah sekarang membuat peraturan menambahkan iodium pada setiapgaram dapur yang dijual di pasaran.
Ikan bukan sebagai sumber kalsium kecuali kalau bisa dimakan dengan tulangnya. Selenium merupakan mineral yang terdapat dalam ikan dan dalamtubuh kita bekerjasama dengan vitamin E sebagai zat antioksidan untuk memperlambatoksidasi asam-asam lemak tak jenuh. Selenium bersama vitamin E mempertahankan elastisitasjaringan dan bila selenium kurang di dalam tubuh maka akan terjadi premature aging, yaitusuatu keadaan di mana seseorang tampak lebih tua dari umurnya.Oleh karena itu makanlah ikan terutama ikan laut banyak-banyak supaya premature aging bisa dicegah dan orang akan merasa lebih muda dari umurnya serta lebih aktif.
Ikan jugamengandung banyak fluor.Anak-anak yang cukup mendapat fluor di dalam makanannya giginya lebih sehat. Hal ini bisa dilihat dari anak yang hidup di pantai insiden sakit gigi jarang ditemui. Agar orang gemar makanikan, banyak cara mengolah yang tersebar di Nusantara dengan tradisi masing-masing daerahyang bisa dipelajari supaya banyak variasi dalam pengolahannya.
Selain sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh, ikan juga mudah didapatkan karena negerikita negeri kepulauan. Namun mengapa masih ada masyarakat yang menolak makan ikan?Oleh karena itu seorang ibu yang bijak sebaiknya mengenalkan ikan sejak anak bayi lewat nasitim, karena nilai gizinya yang tinggi untuk pertumbuhannya juga supaya kalau besar anak akangemar makan ikan. Kerang-kerangan juga sama dengan ikan mengandung protein dan mikromineral yang sangat dibutuhkan tubuh.Hidangkanlah menu ikan dalam menu sehari-hari. Supaya tidak bosan berilah variasi hidangandari Nusantara sekaligus memperkenalkan selera dari Nusantara yang sangat kaya akan aromabumbu tradisional dan mempunyai unsur kesehatan juga.

Bahaya Makanan Berformalin dan Mengandung Boraks

Saat ini di pasaran masih banyak terdapat bahan-bahan tambahan makanan berbahaya pada sejumlah produk pangan olahan industri rumah tangga dan industri kecil. Hal itu terjadi karena kurangnya wawasan pengusaha terhadap keamanan pangan (food safety).

Banyak contoh pelanggaran telah terjadi di lapangan, sebagai wujud ketidaktahuan akan resiko bahaya yang tersembunyi di balik tindakan tersebut. Sebagai contoh ada pedagang ikan asin yang menyemprotkan obat pembasmi serangga (nyamuk) ke ikan-ikan asin dagangannya dengan tujuan agar dagangannya tidak dikerubungi lalat. Akhirnya, zat ber-racun obat nyamuk tersebut malahan menempel pada ikan asinnya.
         Praktisi di Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) beberapa kali menemukan produk-produk seperti sirup, mie, tahu, bakso mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia, seperti : pengawet berbahaya (benzoat, formalin, dll.), pengenyal berbahaya (boraks, dll.), pewarna berbahaya (Rhodamin-B, Methanyl Yellow, dll.), Pemanis buatan (aspartame, sorbitol, dll.) dan bahan tambahan lain dengan dosis yang berlebihan.

      Sudah banyak makanan yang diperjual belikan dengan harga murah. Hal ini dikarenakan cara pengolahan makanan yang begitu mudah dan efektif. Salah satunya adalah bahan pengawet yang dicampur dengan makanan. Padahal, beberapa bahan pengawet termasuk boraks, formalin, dan MSG merupakan beberapa dari banyaknya bahan kimia/ aditif dalam makanan. Apabila bahan-bahan tersebut masuk ke dalam tubuh manusia, maka akan menyebabkan organ di dalam tubuh menjadi berkurang fungsinya.

a. Boraks

       Boraks merupakan bahan kimia yang banyak dipergunakan untuk industri kertas, pengawet kayu, pengontrol kecoa dan industry keramik.  Di masyarakat luas boraks sering disalahgunakan sebagai bahan tambahan makanan untuk pembuatan kerupuk, mie basah, lontong, bakso dan produk makanan lainnya. Akibat mengkonsumsi boraks dalam makanan lama-kelamaan akan terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan testis.  Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala pusing, muntah, mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, hilang nafsu makan.
 
    Boraks juga merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Ia tidak berwarna dan mudah larut dalam air. Asal kita ketahui, gelas pyrex yang terkenal kuat bisa memiliki performa seperti itu karena dibuat dengan campuran boraks. Kemungkinan besar daya pengawet boraks disebabkan oleh senyawa aktif asam borat.

Asam borat (H3BO3) merupakan asam organik lemah yang sering digunakan sebagai antiseptik, dan dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat (H2SO4) atau asam khlorida (HCl) pada boraks. Asam borat juga sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, ingat, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh.

Pengaruh terhadap kesehatan diantaranya muntah, diare, merah dilendir, konvulsi, dan depresi. Selain itu, tanda dan gejala kronis diantaranya nafsu makan menurun, gangguan dalam pencernaan, bingung dan bodoh, serta anemia, rambut rontok, dan kanker. Contoh dan ciri makanan yang mengandung boraks :
1. Kerupuk Gendar

Boraks sejak lama digunakan masyarakat Indonesia untuk bahan baku pembuatan gendar nasi, atau kerupuk gendar. Masyarakat Jawa biasa menyebutnya karak atau lempeng. Air bleng (pijer) yang dipakai dalam pembuatan karak atau gendar ini adalah boraks. Jadi, boraks ada dalam makanan, bahkan termasuk salah satu makanan kesukaan kita. Konon, pembuatan bakmi pabrik dan macaroni juga memakai asam borat murni buatan industri farmasi.

Dalam bentuk tidak murni, sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak tahun 1700, dalam bentuk air bleng. YLKI melalui Warta Konsumen (1991) melaporkan, sekitar 86,49% sampel mi basah yang diambil di Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya mengandung asam borat (boraks). Lalu 76,9% mi basah mengandung boraks dan formalin secara bersama-sama. YLKI juga melaporkan adanya boraks pada berbagai jajanan di Jakarta Selatan. Padahal Pemerintah telah melarang penggunaan boraks per Juli 1979, dan dimantapkan melalui SK Menteri Kesehatan RI No 733/Menkes/Per/IX/1988.

          Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tak sertamerta berakibat buruk terhadap kesehatan. namun boraks di dalam tubuh manusia bisa menyebabkan pusing-pusing, muntah, mencret, kram perut, dan lain-lain.
           Pada anak kecil dan bayi, boraks sebanyak 5 gram di dalam tubuhnya dapat menyebabkan kematian. Sedangkan kematian pada orang dewasa terjadi jika dosisnya mencapai 10-20 gram atau lebih.

2. Bakso Boraks

Sebagian bakso yang beredar di pasaran juga mengandung boraks. Tetapi kita bisa membedakan antara bakso yang mengandung boraks atau tidak. Bakso yang mengandung boraks lebih kenyal daripada bakso tanpa boraks. Bila digigit akan kembali ke bentuk semula. Ia juga tahan lama dan awet hingga beberapa hari. Warnanya juga lebih putih. Berbeda dengan bakso tanpa boraks yang berwarna abu-abu dan merata di semua bagian.
Kalau masih ragu, coba lempar bakso ke lantai. Apabila memantul seperti bola bekel, berarti bakso itu mengandung boraks.
b. Formalin

               Bentuk formalin berupa cairan yang tidak berwarna, berbau  menyengat, mudah larut dalam air dan alkohol. Formalin biasanya dipergunakan sebagai desinfektan, cairan pembalsem, pengawet jaringan, pembasmi serangga dan digunakan juga pada indutri tekstil dan kayu lapis.

         Di masyarakat, formalin disalahgunakan sebagai bahan pengawet untuk pangan seperti pada tahu, ayam dan ikan agar kelihatan segar dan fresh seperti masih baru. Terkonsumsi formalin dapat menimbulkan gejala seperti tenggorokan terasa panas, mencret, muntah dan keracunan. Selain itu formalin juga dapat menimbulkan ganggunan peredaran darah dan memacu tumbuhnya kanker.
Formalin sudah sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Di sektor industrisebenarnya formalin sangat banyak manfaatnya. Formaldehid memiliki banyak manfaat, seperti anti bakteri atau pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian, pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Dalam dunia fotografi biasaya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea, bahan pembuatan produk parfum, pengawet produk kosmetika, pengeras kuku dan bahan untuk insulasi busa. Formalin juga dipakai sebagai pencegah korosi untuk sumur minyak. Di bidang industri kayu sebagai bahan perekat untuk produk kayulapis (plywood). Di industri perikanan, formalin digunakan untuk menghilangkan bakteri yang biasa hidup di sisik ikan.
          Besarnya manfaat di bidang industri ini ternyata disalahgunakan untuk penggunaan pengawetan industri makanan. Biasanya hal ini sering ditemukan dalam industri rumahan, karena mereka tidak terdaftar dan tidak terpantau oleh Depkes dan Balai POM setempat.

          Bahan makanan yang diawetkan dengan formalin biasanya adalah mi basah, tahu, bakso, ikan asin dan beberapa makanan lainnya. Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam formalin terkandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air, sebagai bahan pengawet biasanya ditambahkan metanol hingga 15 persen. Bila tidak diberi bahan pengawet, makanan seperti tahu atau mi basah seringkali tidak bisa tahan dalam lebih dari 12 jam. Contoh dan ciri makanan yang mengandung formalin :
1. Mi basah
Baunya sedikit menyengat. Awet, tahan dua hari dalam suhu kamar 25º Celsius. Pada suhu 10ºC atau dalam lemari es, bisa tahan lebih dari 15 hari. Mi tampak mengkilat (seperti berminyak), liat (tidak mudah putus), dan tidak lengket.





2. Tahu
Bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur dan awet sampai tiga hari pada suhu kamar 25ºC. Pada suhu lemari es 10ºC tahan lebih dari 15 hari. Baunya juga agak menyengat. Aroma kedelai sudah tak nyata lagi.
3. Bakso
Kenyal dan awet, setidaknya pada suhu kamar bisa tahan sampai lima hari.
 
4. Ikan
Berwarna putih bersih dan kenyal. Insangnya berwarna merah tua dan bukan merah segar. Awet pada suhu kamar sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk. Tidak terasa bau amis ikan, melainkan ada bau menyengat.

5. Ayam potong
              Berwarna putih bersih dan tidak mudah busuk atau awet dalam beberapa hari.
            Bila terpapar formalin dalam jumlah yang banyak, tanda dan gejala akut atau jangka pendek yang dapat terjadi adalah bersin, radang tonsil, radang tenggorokan, sakit dada, lelah, jantung berdebar, sakit kepala, mual, diare dan muntah. Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian. Bila terhirup formalin mengakibatkan iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernafasan, rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batuk-batuk. Kerusakan jaringan sistem saluran pernafasan bisa mengganggu paru-paru berupa pneumonia (radang paru) atau edema paru ( pembengkakan paru).
c. MSG (Monosodium Glutamat)
             Monosodium glutamat atau MSG adalah salah satu bahan tambahan makanan yang digunakan untuk menghasilkan flafour atau cita rasa yang lebih enak dan lebih nyaman ke dalam masakan, banyak menimbulkan kontroversi baik bagi para produsen maupun konsumen pangan karena beberapa bagian masyarakat percaya bahwa bila mengkonsumsi makanan yang mengandung MSG, mereka sering menunjukkan gejala-gejala alergi. Di Cina gejala alergi ini dikenal dengan nama Chinese Restaurant Syndrome (CRS).
          Kandungan MSG yaitu antara 0,46% dan 1,02%. Kalau benar kandungannya sebesar itu, berarti sebungkus makanan snack yang beratnya antara 14 dan 20 gram hanya mengandung MSG antara 64,4 miligram hingga 204 miligram. Tapi, dikatakan juga bahwa makanan ringan tersebut seberat 200 gram, berarti jumlah MSG-nya adalah 0,92 gram sampai 2,04 gram.
          Selama ini, yang digunakan selalu patokan dari Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 722 Tahun 1988 tentang Bahan Tambahan Makanan, yang hanya menyatakan bahwa pemakaian MSG secukupnya. Tak bisa hanya dikatakan secukupnya. Harus ditegaskan juga batas amannya dalam satuan gram atau miligram.

sumber: http://dokterdewikusumastuti.blogspot.com/2013/07/bahaya-makanan-berformalin-dan.html